Apa itu Law of Assumption?

Mengenal Law of Assumption ala Neville Goddard


Law of Assumption (Hukum Asumsi) dari Neville Goddard adalah sebuah konsep yang terdengar sederhana, tapi dampaknya bisa mengubah hidup. Inti dari hukum ini adalah apa yang kamu yakini sebagai kenyataan, itulah yang akan kamu alami. Segala sesuatu di dunia ini adalah cerminan dari pikiran dan asumsi kita. Nah, konsep ini bukan hanya soal berpikir positif atau sekadar berharap, melainkan lebih dalam tentang bagaimana kita memposisikan diri di dunia ini.


Jadi, Law of Assumption Itu Apa, Sih?

Menurut Goddard, dunia dan segala hal di dalamnya hanyalah cerminan dari apa yang ada di dalam diri kita. Kalau kamu mengasumsikan sesuatu, entah itu tentang dirimu sendiri, orang lain, atau dunia di sekitarmu, asumsi tersebut akan terwujud jadi kenyataan. Ini selaras dengan gagasan bahwa "kamu adalah pencipta realitasmu sendiri."

Bayangkan begini: kalau kamu berpikir dunia ini keras dan nggak adil, maka itu yang akan kamu lihat di sekitarmu. Tapi kalau kamu percaya bahwa dunia ini penuh peluang, kesempatan, dan kebahagiaan, maka itulah yang akan kamu alami dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, asumsi yang kamu tanam di pikiran bakal jadi dasar dari segala yang terjadi dalam hidupmu.


Kekuatan Imajinasi

Salah satu poin penting dari Law of Assumption adalah imajinasi. Goddard sangat menekankan bahwa imajinasi kita adalah alat paling kuat untuk menciptakan kehidupan yang kita inginkan. Bukan cuma alat bantu, tapi imajinasi adalah kunci yang membuka pintu menuju semua kemungkinan.

Bayangkan hidupmu yang ideal, lalu rasakan seolah-olah itu sudah terjadi. Ini bukan hal yang mudah dilakukan, karena perlu latihan untuk membayangkan sesuatu dengan detail dan melibatkan emosi. Tapi, Goddard percaya bahwa semakin kamu mampu membayangkan dan merasakan keadaan yang kamu inginkan, semakin cepat hal itu akan terwujud dalam dunia nyata.


Percaya Itu Kunci

Selain imajinasi, kepercayaan atau keyakinan adalah komponen penting lain dalam Law of Assumption. Goddard menjelaskan bahwa tanpa keyakinan yang teguh, asumsi kita nggak akan menghasilkan apa-apa. Kalau kamu percaya penuh bahwa apa yang kamu inginkan sudah jadi milikmu, itulah yang akan menarik hasilnya ke dalam kehidupanmu.

Kamu harus benar-benar yakin bahwa apa yang kamu impikan sudah ada, meskipun secara fisik belum muncul di depan mata. Kunci dari proses ini adalah meyakini dengan seluruh hatimu bahwa keinginanmu sudah terpenuhi, meski dunia nyata belum mencerminkannya. Sederhananya, kita tidak mewujudkan apa yang kita inginkan, tapi kita mewujudkan siapa kita saat ini.


Nggak Perlu Pusing Soal Getaran atau Keselarasan

Berbeda dengan Law of Attraction yang sering mengaitkan konsep keselarasan atau frekuensi getaran, Law of Assumption lebih simpel. Kamu nggak perlu pusing tentang "meningkatkan getaran" atau "selaras dengan alam semesta." Di sini, yang perlu kamu lakukan hanyalah mengasumsikan dan merasakan bahwa keinginanmu sudah tercapai. Law of Assumption bekerja dengan keyakinan bahwa pikiranmu akan menciptakan realitasmu, bukan sebaliknya.


Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Nah, bagaimana cara menerapkan ini dalam keseharian? Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu adalah pencipta kehidupanmu sendiri. Bukan dunia luar yang menentukan nasibmu, tapi bagaimana kamu melihat dan merasakan kehidupan itu sendiri. Kalau kamu terus merasa hidupmu penuh masalah dan hambatan, itulah yang akan kamu dapatkan terus menerus. Sebaliknya, kalau kamu yakin bahwa hidup penuh peluang, maka peluang itu akan datang.

Penerapan sehari-hari dari Law of Assumption mengajarkan kita untuk membentuk pikiran dan merasa seolah-olah keinginan kita sudah terwujud. Ini berarti, mulai sekarang, kamu perlu lebih perhatian terhadap apa yang kamu pikirkan dan rasakan. Jadilah seperti "penjaga gerbang" yang mengawasi pikiran dan emosimu, pastikan mereka selaras dengan apa yang ingin kamu ciptakan dalam hidup.


Tantangan dalam Menerapkan Law of Assumption

Seperti halnya belajar hal baru, menerapkan Law of Assumption juga punya tantangan. Salah satunya adalah kebiasaan lama. Pikiran kita seringkali sudah terbentuk dengan pola tertentu—mungkin pola negatif atau penuh keraguan. Untuk mengubahnya, kita perlu latihan terus-menerus dalam mengasumsikan yang baik dan merasa seolah-olah impian kita sudah terwujud.

Ingat, ini bukan tentang pura-pura atau sekadar berkhayal tanpa dasar. Ini adalah proses nyata di mana kamu membangun keyakinan baru dalam dirimu, yang kemudian akan menciptakan dunia luar yang sesuai dengan keyakinan tersebut.


Kesimpulan

Law of Assumption dari Neville Goddard mengajarkan kita untuk mengambil kendali penuh atas hidup kita melalui asumsi yang kita buat tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita. Dengan imajinasi yang kuat dan keyakinan teguh, kita bisa menciptakan kehidupan yang kita inginkan. Dunia hanyalah cerminan dari apa yang ada dalam pikiran kita. 

Jadi, mulai sekarang, berhentilah berpikir bahwa hidup ini terjadi begitu saja tanpa kendali. Kamu punya kekuatan untuk mengarahkan hidupmu sesuai keinginanmu, hanya dengan mengasumsikan dan meyakininya.

Comments

Popular Posts