Kenapa Doa Kamu Nggak Terkabul? Jangan Pakai Kata ‘Akan’!

Pernah dengar kutipan dari Neville Goddard, “I will be is a confession that I am not”? Kalau diterjemahin, artinya, “Aku akan menjadi” adalah pengakuan bahwa ‘aku bukan’.” Keren banget, kan? Tapi apa sih maksudnya? 

Doa yang Belum Terkabul: Masalahnya Ada di Kata “Akan”

Kebanyakan orang, saat berdoa atau afirmasi, tanpa sadar pakai kata-kata seperti:

  • “Aku akan bahagia.”

  • “Semoga aku akan kaya.”

  • “Mudah-mudahan semua keinginanku akan terkabul.”

Kelihatannya positif, ya? Tapi sebenarnya, kata “akan” itu adalah jebakan. Kenapa? Karena setiap kali bilang “akan”, kamu secara nggak langsung menyatakan bahwa saat ini kamu tidak. Misalnya:

  • “Aku akan kaya” sebenarnya artinya: “Aku belum kaya sekarang.”

  • “Aku akan sukses” itu artinya: “Aku belum sukses sekarang.”

Nah, semesta itu bekerja kayak cermin. Apa yang kamu pancarkan sekarang, itulah yang akan dipantulkan. Kalau yang kamu pancarkan adalah “aku belum,” ya hasilnya? Kamu terus-terusan berada di posisi “belum.”

Kenapa Manifestasi Itu Harus Berada di Present Tense

Dalam Law of Assumption, kunci utama manifestasi adalah merasa seolah-olah keinginanmu udah tercapai sekarang juga. Neville Goddard menegaskan pentingnya menyelaraskan pikiran dan perasaan dengan keadaan yang diinginkan. Ketika bilang, “Aku punya hidup yang kaya,” itu menciptakan energi kepemilikan. Sedangkan kata “akan” menciptakan energi penundaan.

Analoginya gini: bayangin lagi memesan makanan di restoran. Kalau bilang ke pelayan, “Nanti ya, saya akan pesan nasi goreng,” pelayan bakal bingung karena nggak ada instruksi konkret. Sama halnya dengan semesta. Bilang “akan” itu kayak nggak kasih perintah jelas.

Sebaliknya, kalau bilang, “Saya pesan nasi goreng sekarang,” pelayan langsung bergerak. Sama kayak semesta: kalau kamu bilang “Saya kaya,” semesta memproses kepercayaan itu sebagai realitas.

Apa yang Harus Dilakukan Supaya Doa dan Manifestasi Terwujud?

1. Gunakan Bahasa Present Tense di Doa dan Afirmasi

Ganti “Aku akan” jadi “Aku sudah” atau “Aku adalah.”

  • “Aku akan sehat”“Aku sudah sehat sekarang.”

  • “Aku akan sukses”“Aku adalah orang sukses.”

Bukan cuma soal kata-kata, tapi juga perasaan. Rasakan seolah-olah apa yang kamu inginkan udah jadi bagian hidupmu sekarang.

2. Rasakan Emosinya dengan Nyata

Kata-kata aja nggak cukup. Law of Assumption bekerja ketika pikiran dan perasaan selaras. Jadi, kalau bilang “Aku bahagia sekarang,” pastikan kamu benar-benar merasa bahagia. Rasakan excitement-nya, lega, atau rasa syukur. Ini yang bikin energimu terhubung dengan realitas yang kamu inginkan.

3. Hindari Fokus ke Kekurangan

Kebanyakan orang bilang, “Aku ingin kaya,” sambil mikirin tagihan yang numpuk. Atau bilang, “Aku ingin cinta sejati,” tapi fokus ke rasa kesepian. Ini kontradiksi. Fokus ke kekurangan cuma bikin semesta memantulkan lebih banyak kekurangan.

Coba ubah fokus ke rasa syukur atas apa yang udah ada. Misalnya:

  • “Terima kasih atas rezeki yang terus mengalir ke hidupku.”

  • “Aku bersyukur karena dicintai dan dihargai oleh orang-orang di sekitarku.”

4. Yakin Sepenuhnya

Neville juga sering bilang, kunci manifestasi adalah keyakinan penuh tanpa keraguan. Kalau udah bilang “Aku kaya sekarang,” nggak perlu lagi nyari tanda-tanda atau bukti di luar diri. Percaya aja, kayak percaya bumi itu bulat atau matahari bakal terbit.

Keraguan atau terlalu sering “ngecek” malah menunjukkan kalau kamu nggak yakin. Ini sama aja kayak pesen makanan online tapi tiap lima menit ngecek kurirnya. Proses tetap berjalan kok, meski kamu nggak melihatnya langsung.

Analoginya: Semesta Itu Kayak Cermin

Pernah nggak, bercermin sambil ngomong, “Cermin, tolong pantulkan bayangan aku yang lebih ganteng/cantik ya.” Tentu nggak, kan? Cermin itu nggak bisa memantulkan sesuatu yang berbeda dari apa yang ditampilkan. Kalau pengen bayangan senyum, ya kamu harus senyum dulu.

Begitu juga dengan semesta. Kalau kamu mau sukses, bahagia, kaya, atau sehat, kamu harus “menampilkan” versi diri yang udah memiliki itu semua di dalam pikiran dan perasaanmu. Ketika udah konsisten dengan asumsi positif itu, realitas nggak punya pilihan lain selain memantulkan hal yang sama.

Mengubah doa, afirmasi, atau pikiran dari “aku akan” ke “aku adalah” bukan sekadar main kata-kata. Ini soal mengubah energi dan asumsi yang kamu pancarkan ke semesta. Ingat, semesta nggak ngerti konsep “akan.” Yang dia pahami cuma apa yang ada sekarang.

Jadi, kalau mau manifestasi dan doa benar-benar terkabul, berhenti mikir “akan.” Rasakan dan jalani hidup seolah-olah keinginan itu udah jadi kenyataan. Semesta cuma menunggu instruksi yang jelas dari kamu. Yuk, ubah kata-katamu, ubah fokusmu, dan lihat keajaiban yang terjadi.

Comments

Popular Posts