Hidup Penuh Distraksi: Berhenti Kabur, Mulai Hadapi Diri Sendiri
Pernah nggak, kamu merasa hidup ini penuh banget sama hal-hal yang bikin kamu nggak bisa tenang? Scrolling TikTok, Instagram atau X, drama nggak penting, ngejar validasi orang lain, ngejar kesuksesan, atau apa pun yang bikin kamu terus menerus sibuk. Kita terus aja lari ke hal-hal itu, sibuk banget sampai lupa ngurus yang sebenarnya paling penting: diri kita sendiri.
Coba pikir deh, semua yang bikin kita sibuk itu sebenarnya nggak lebih dari distraksi. Semua dirancang—atau mungkin tanpa sengaja tercipta—untuk bikin kita terus-terusan lihat ke luar, cari sesuatu di luar diri kita. Padahal, jawaban dari banyak hal yang kita cari justru ada di dalam diri kita sendiri.
Distraksi Nggak Pernah Selesai
Scrolling tanpa henti di media sosial itu kayak lubang hitam. Kamu buka TikTok atau Instagram, bilangnya cuma lima menit, eh tahu-tahu udah sejam lebih. Belum lagi drama kehidupan—baik drama temen, keluarga, atau bahkan drama politik di berita. Kita kayak terus-terusan dikepung sama suara-suara yang nggak ada habisnya.
Tapi yang sering kita lupa adalah, semua itu cuma pengalihan. Semua distraksi itu bikin kita sibuk sama hal-hal luar sampai lupa untuk berhenti dan tanya: “Sebenernya gue lagi kabur dari apa sih?”
Musuh Sebenernya Ada di Dalam Diri
Kita sering banget melihat masalah di luar sana sebagai musuh utama. Tapi coba jujur sama diri sendiri, musuh sebenernya itu ada di dalam. Kita melawan musuh-musuh bayangan, karena itu lebih gampang daripada menghadapi:
Luka yang belum sembuh.
Ketakutan yang nggak pernah kita akui.
Pola buruk yang terus kita ulang tanpa sadar.
Karena let’s be real, melawan hal-hal itu nggak gampang. Lebih gampang menyalahkan orang lain atau sibuk ngejar hal-hal yang kelihatannya penting, daripada duduk sendirian dan menghadapi rasa nggak nyaman yang ada di hati kita.
Dunia Itu Cuma Cermin
Ada satu hal yang sering bikin kita nggak sadar: apa yang kita lawan di luar sana sering banget adalah refleksi dari apa yang kita tekan di dalam. Kamu gampang banget kesel sama orang yang nggak sabaran? Bisa jadi kamu sebenernya lagi kesel sama diri sendiri karena sering menunda-nunda. Kamu sering ngerasa orang lain terlalu kritis? Bisa jadi itu karena kamu juga sering terlalu keras sama diri sendiri.
Kita lupa kalau dunia ini cuma cermin. Apa yang kita resist di luar, seringnya adalah apa yang kita suppress di dalam.
Distraksi Itu Nggak Bisa Dimenangkan?
Melawan distraksi di luar sana tuh ibarat main game yang levelnya nggak ada habisnya. Kamu hapus satu aplikasi, eh nongol lagi aplikasi lain. Kamu jauhi drama temen, tapi tetep aja ada drama baru. Distraksi itu nggak akan pernah selesai kalau kamu nggak selesaikan apa yang mereka coba alihkan darimu: chaos di dalam diri kamu sendiri.
Suara bising di luar sana cuma bisa kedengeran kalau chaos di dalam dirimu belum kamu bereskan.
Mau Bebas? Hadapi Diri Sendiri
Jadi, gimana caranya kita bebas dari semua ini? Jawabannya bukan dengan terus-terusan menyalahkan distraksi. Jawabannya adalah mulai klaim kembali fokus kita. Mulai hadapi diri sendiri.
Ini beberapa langkah simpel yang bisa kamu coba:
Duduk sama bayanganmu sendiri. Iya, maksudnya duduk sama rasa nggak nyaman, rasa takut, rasa sedih. Jangan kabur, jangan cari pengalihan. Rasain aja.
Akui ketakutan yang kamu rasakan. Apa yang bikin kamu takut? Apa yang bikin kamu nggak bisa tenang? Ketakutan itu nggak akan hilang sampai kamu mengakui mereka ada.
Sembuhin luka yang bikin kamu terus berlari. Mungkin kamu pernah gagal dan itu bikin kamu takut mencoba lagi. Mungkin ada trauma dari masa lalu. Mulai pelan-pelan sembuhkan itu semua.
Ketenangan Ada di Keheningan
Jawaban dari semua kekacauan itu nggak ada di kebisingan. Jawabannya ada di keheningan, di momen-momen saat kamu sendirian dan berani menghadapi diri sendiri.
Hidup ini bukan soal mengalahkan dunia luar. Hidup ini soal menjadi master atas diri kamu sendiri. Karena begitu kamu selaras sama diri sendiri, nggak ada yang bakal bisa bikin kamu goyah.
Jadi, daripada terus sibuk ngejar apa yang ada di luar, gimana kalau mulai fokus sama apa yang ada di dalam? Yang kamu cari mungkin udah ada di sana sejak awal, cuma kamu belum menyadari itu, saking seringnya perhatianmu teralihkan pada dunia luar.
Comments
Post a Comment