Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Childlike State: Rahasia Manifestasi ala Inner Child
Banyak ajaran dan tradisi kuno menyebutkan, “Orang yang seperti anak kecil akan masuk ke kerajaan surga.” Kalau pakai bahasa modern, bisa ditafsirkan seperti ini: kerajaan surga bukanlah tempat, melainkan kondisi batin. Sebuah state of being.
Menariknya, state ini sangat erat kaitannya dengan manifestasi (menciptakan realita yang diinginkan).
✨ Childlike State = State Manifestasi
Dalam perspektif Law of Assumption atau yang sering diajarkan oleh Nero Knowledge, “Kerajaan Surga = State.” Artinya, kita baru masuk ke realitas yang kita inginkan saat hati & pikiran kita sinkron dengan desired reality.
Nah, kenapa “seperti anak kecil”?
Karena anak kecil adalah natural manifester.
| (pic credit: freepik) |
- Mereka gampang percaya imajinasi (main rumah-rumahan seolah rumahnya nyata, atau percaya boneka bisa bicara).
- Mereka gak overthinking, gak sinis.
- Mereka penuh trust, tanpa beban.
Itulah kekuatan dari imajinasi tanpa resistance.
Sementara orang dewasa, kebanyakan sudah “rusak trust-nya” karena trauma, realita keras, atau pengalaman ditolak. Akibatnya muncul belief seperti:
- “Gue gak layak.”
- “Harus susah payah dulu baru bisa.”
- “Kedengarannya mustahil.”
π± Kenapa Nurturing Inner Child Penting?
Kalau inner child kita penuh luka, otomatis vibrasi yang keluar ke dunia juga penuh resistance. Itulah yang bikin manifestasi seret. Saat inner child disembuhkan (dengan kasih sayang, dipeluk, diajak ngobrol), dia jadi:
- Happy, playful, trustful.
- Balik ke mode alami: gampang percaya imajinasi.
- Self-concept membaik (“gue pantas”, “gue disayang”).
Dari situ, proses manifestasi jadi ngalir, karena pikiran bawah sadar kita gak lagi ngeblok.
Bisa dibilang:
✨ Nurturing inner child = membangun fondasi emosi sehat → gampang masuk ke childlike trust → manifestasi effortless.
| (pic credit: freepik) |
Sayangnya, hampir semua orang punya inner child ditekan sedemikian rupa. Bedanya cuma cara mereka menghadapi:
1. Sadar & berani ngerasain
- Bisa nangis, bisa ke-trigger.
- Tapi lama-lama sembuh.
2. Nggak sadar / memilih cuek
- Gak pernah nangis.
- Tapi sakit numpuk, keluar dalam bentuk lain: gampang marah, perfeksionis, over-achiever, susah percaya orang, atau ngerasa kosong.
3. Sangat terlatih menekan
- Kalau keinget pun, langsung ketawa-tawa atau nyeleneh biar gak rapuh.
- Dalamnya tetap ada luka yang minta dipeluk.
πPerlu Diingat, Luka Lama Selalu “Jatuh Tempo”
Orang yang kelihatan cuek bisa jadi pakai defense mechanism biar gak perlu "turun ke ruang bawah tanah"-nya alias ketemu sama inner child. Tapi inner child itu kayak tabungan emosi. Makin lama ditumpuk, makin besar bunganya.
Kemungkinan yang bisa terjadi:
- Kalau orangnya stabil & sehat → bisa aja selamanya gak “meledak”, karena coping mechanism-nya konsisten (sibuk, goal-oriented, minim refleksi).
- Tapi kalau ada trigger besar (kehilangan, gagal total, dikhianati orang terdekat) → defense runtuh, inner child muncul.
Makanya, banyak kasus orang yang kelihatan sukses, kuat, dingin, tiba-tiba drop banget, bahkan depresi. Itu bukan tanda kalau dia lemah, melainkan karena “tagihan luka lama” jatuh tempo.
π‘ Kesimpulan
- Childlike state = kunci manifestasi → trust, imajinasi, tanpa resistance.
- Inner child healing = cara paling nyata buat balik ke state itu.
- Orang dewasa yang terlihat kuat & dingin justru paling rentan kalau suatu hari inner child mereka ke-trigger dan pertahanan mereka runtuh.
Cepat atau lambat, suka nggak suka, inner child itu tetap cari cara untuk “dilihat”. Entah lewat nangis, lewat sakit fisik (psikosomatis), atau lewat pola hubungan yang berulang.
Jadi, kalau mau manifestasi lebih effortless, mulailah bukan dari teknik aneh-aneh, tapi dari merangkul inner child. Karena begitu inner child merasa aman, bahagia, dan percaya, kita otomatis lebih gampang percaya keajaiban. Dan manifestasi (menciptakan realita yang diinginkan) cuma side-effect dari vibrasi yang selaras.
pssst...
Aku nulis pakai perasaan, bukan sekadar iseng doang...
kalau suka tulisanku & berkenan, traktir aku cendol dong
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Cara Manifestasi LOA (Law of Assumption): Manifestasi Itu Sesederhana Mengasumsikan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pesan Tersembunyi dari Pikiran Bawah Sadar: Jangan Anggap Sepele!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar