Manifestasi (reality creation) itu sebenernya bukan soal ngoyo atau ngotot. Ini tentang selaras (sama diri sendiri, semesta, dan energi) di sekitar kita. Baca artikel ini pelan-pelan sambil diresapi yaa... ini mindset dan kebiasaan orang yang sukses manifestasi (seorang master manifester) yang bikin hidup terasa ringan tapi powerful, part 7.
7. Aku ‘Berkati’ Hal Buruk & Bersyukur Sebelum Solusi Datang
Kalau kamu masih nunggu hidup jadi enak dulu baru bisa bersyukur, berarti kamu belum ngerti cara kerja energi seorang master manifester.
Karena buat mereka:
Bersyukur itu bukan reaksi. Bersyukur itu sinyal.
Bukan karena semuanya udah selesai, tapi justru supaya semuanya bisa selesai.
Gratitude Bukan Cuma Buat Hal Enak
Master manifester punya konsep yang powerful:
“Negative Gratitude” – rasa syukur atas hal-hal yang kelihatannya negatif.
Contohnya:
Bersyukur atas penolakan.
Bersyukur atas sakit hati.
Bersyukur atas keterlambatan.
Bersyukur atas kegagalan.
 |
| pict credit freepik.com |
Kenapa?
Karena mereka nggak melihat hidup sebagai ‘baik’ atau ‘buruk’... mereka lihat semuanya sebagai bagian dari proses, dari puzzle besar manifestasi.
Contoh:
Kamu gagal closing klien penting.
Versi lama kamu mungkin bilang:
“Yah, gagal lagi. Aku gak capable.”
“Kenapa semesta gak denger doa aku?”
Tapi master manifester akan bilang:
“Terima kasih ya semesta, udah jaga aku dari sesuatu yang mungkin belum align.
Aku gak lihat hasil sekarang, tapi aku percaya ini bagian dari yang lebih besar.”
Dan di momen kamu ucapkan itu dengan tulus, bukan pura-pura, kamu mengirim sinyal ke semesta:
“Aku udah ngerti. Aku udah selesai sama pola lama. Aku siap next level.”
That’s when solutions start showing up out of nowhere.
That’s when timeline kamu loncat.
Kenapa Ini Powerful?
Karena rasa syukur itu bukan sekadar emosi “baik-baik saja”.
Gratitude itu adalah frekuensi tinggi, dan semesta merespons frekuensi, bukan kondisi.
Jadi:
Saat kamu bisa bersyukur sebelum solusi datang,
Saat kamu bisa berkati hal yang gak kamu “sukai”,
➡️ Kamu mempercepat datangnya solusi.
Karena kamu bilang:
“Aku gak butuh semuanya sempurna dulu untuk bersyukur. Aku udah siap untuk terima pelajaran ini, apapun bentuknya.”
Master Manifester itu...
... bukan orang yang cuma “positif” saat semuanya lancar, tapi yang bisa tetep bersyukur saat hidup kelihatannya berantakan.
Bukan denial.
Bukan drama.
Tapi surrender yang aktif:
“Aku ngerti ini bagian dari upgrade. Terima kasih.”
Shift Mindset Ini:
Dulu: “Kalau udah ada hasil, baru bersyukur.”
Sekarang: “Aku bersyukur duluan, hasil akan nyusul.”
Dulu: “Kenapa sih ini harus terjadi?”
Sekarang: “Thanks, ini mungkin jalan yang lebih baik.”
Dulu: “Aku stuck!”
Sekarang: “Mungkin aku lagi dilambatkan untuk dilindungi.”
pssst...
Aku nulis pakai perasaan, bukan sekadar iseng doang
kalau suka tulisanku & berkenan, traktir aku cendol dong
https://trakteer.id/camillemarion/tip
Komentar
Posting Komentar